(Sumber : Granada Center,http://www.granadachannel.com/artikel.php?id=47) |
Senin, 26 Mei 2008 |
I . Pendahuluan Dzikir dan do’a setelah shalat banyak ragamnya. Semuanya hukumnya sunnah, bukan wajib. Ringan di lisan, berat di timbangan , bernilai pahala tinggi , menghapuskan dosa dan memasukkan pelakunya ke dalam surga . Dalam tulisan ini, penulis akan memaparkan hadits-hadits tentang dzikir-dzikir dan do’a setelah shalat yang diajarkan Rasulullah s.a.w. dengan menyebutkan maraji’ atau mashdarnya, meneterjemah teks dan mengulasnya jika perlu. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat untuk kita semua, amin! II. Hadits-hadits Tentang Dzikir Setelah Shalat, antara lain: الحديث الأول (1285) ــ حدّثنا دَاوُدُ بْنُ رُشَيْدٍ . حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ عَنِ الأَوْزَاعِيِّ عَنْ أَبِي عَمَّارٍ اسْمُهُ شَدَّادُ بْنُ عَبْدِ اللّهِ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللّهِ ، إِذَا انْصَرَفَ من صلاته، اسْتَغْفَرَ ثَلاَثاً. وَقَالَ: «اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ. تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ». قَالَ الْوَلِيدُ: فَقُلْتُ لِلأَوْزَاعِيِّ: كَيْفَ الإِسْتِغْفَارُ؟ قَالَ: تَقُولُ: أَسْتَغْفِرُ اللّهَ، أَسْتَغْفِرُ اللّهَ . / رواه مسلم و أحمد Dawud bin Rusyaid berkata kepada kita: al-Walid berkata kepada kita dari Abu ‘Ammar, namanya Syaddad bin Abdullah, dari Asma dari Tsauban, ia berkata: dulu Rasulullah, jika selesai dari shalatnya, beliau membaca istighfar tiga kali. Dan mengucapkan: «اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ. تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ» [ ya Allah, Engkaulah Yang Maha Pemberi Keselamatan dan dari Engkau-lah segala keselamatan. Engkau Maha Luhur wahai Pemilik kebesaran dan anugrah]. Al-Walid berkata: “saya bertanya kepada al-Auza’i : bagaimana membaca istighfar itu?”. Beliau menjawab: engkau mengucapkan [أَسْتَغْفِرُ اللّهَ، أَسْتَغْفِرُ اللّهَ ]. Penjelasan: Dalam hadits tersebut, dijelaskan bahwa lafadh istighfar setelah shalat adalah أَسْتَغْفِرُ اللّهَ، أَسْتَغْفِرُ اللّهَ . Adapun lafadh : أستغفر الله الذي لا إلٰه إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه, maka ini diucapkan seseorang ketika hendak tidur, sebagaimana hadits di bawah ini: عن أبي سعيد الخدري قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «من قال حين يأوي إلى فراشه: أستغفر الله الذي لا إلٰه إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه ثلاث مرات، غفر الله له ذنوبه وإن كانت مثل زبد البحر، وإن كانت مثل رمل عالج، وإن كانت مثل عدد ورق الشجر “Dari Sa’id al-Khudriy, ia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: barangsiapa ketika hendak berbaring di tempat tidurnya mengucapkan [أستغفر الله الذي لا إلٰه إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه ] [aku memohon ampun kepada Allah yang tiada yang berhak disembah kecuali Dia yang Maha Hidup dan Maha Berdiri dengan sendiri-Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya] tiga kali, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya meskipun seperti buih di lautan, meskipun seperti pasir yang lembut dan meskipun dosa itu seperti bilangan daun-daun segala pohon” Adapun lafadh اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ. تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ , dalam riwayat Ibnu Numair : berbunyi اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ. تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . Adapun lafadh : [اللهمَّ أَنْتَ السلامُ ومِنْكَ السلامُ حَيِّنَا رَبَّنَا بالسلامِ ] , maka lafadh ini diucapkan oleh Sa’id bin al-Musayyab ketika masuk masjid al-haram dan melihat Ka’bah, sebagaimana riwayat Baihaqi : (9221) أخبرنا أبو سعيد بن أبـي عمرو أنبأ أبو عبد الله مـحمد بن يعقوبَ الشَّيْبَانِـيُّ ثنا مـحمد بن عبد الوهاب أنبأ جعفر بن عون أنبأ يحيـى بن سعيد عن مـحمد بنِ سعيدِ بنِ الـمُسَيَّبِ قالَ: كانَ سعيدٌ إِذَا حَجَّ فَرَأَى الكَعْبَةَ قالَ: اللهمَّ أَنْتَ السلامُ ومِنْكَ السلامُ حَيِّنَا رَبَّنَا بالسلامِ. Abu Said bin Abu ‘Amr berkata kepada kami: Abu Abdullah Muhammad bin Ya’kub asy-Syaibani memberitakan: Muhammad bin Abdul Wahhab berbicara kepada kami: Ja’far bin ‘Aun memberitakan:Yahya bin Sa’id memberitakan dari Muhammad bin Sa’id bin al-Musayyab, ia berkata: dulu, Sa’id jika berhaji dan melihat Ka’bah, ia mengucapkan:[ اللهمَّ أَنْتَ السلامُ ومِنْكَ السلامُ حَيِّنَا رَبَّنَا بالسلامِ ]. Pelajaran yang dapat diambil dari hadits pertama: 1. merupakan kebiasaan Rasulullah s.a.w. setelah shalat membaca istighfar tiga kali 2. lafadh istighfarnya adalah: أَسْتَغْفِرُ اللّهَ، أَسْتَغْفِرُ اللّهَ [aku memohon ampun kepada Allah, aku memohon ampun kepada Allah] 3. setelah itu disambung dengan lafadh «اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ. تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ» atau تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ [ya Allah, Engkaulah Yang Maha Pemberi Keselamatan dan dari Engkau-lah segala keselamatan. Engkau Maha Luhur wahai Pemilik kebesaran dan anugrah]. الحديث الثاني (7128) ــ حدَّثنا موسى حدَّثنا ابو عوانةَ حدَّثنا عبدُ الملكِ عن ورَّادٍ كاتب المغيرةِ قال: «كتبَ معاوية إلى المغيرةِ: اكتُبْ إليَّ ما سمعتَ من رسول الله صلى الله عليه وسلم، فكتب إليه: إن نبيَّ اللهَ كان يقول في دُبُرِ كل صلاةْ: لا إله إلا الله وحدَهُ لاشريكَ له، له الملكُ وله الحمدُ وهو عَلَى كلِّ شيءٍ قدير. اللهمَّ لامانعَ لما أعطيتَ، ولامُعطيَ لما منعتَ، ولايَنفعَ ذا الجدِّ منكَ الجَدُّ. وكتب إليه: أنه كان يَنهى عن قِيلَ وقال، وكثرةِ السؤال، وإضاعةِ المال، وكان ينهى عن عقوق الأمهات، ووأدِ البنات، ومنع وهات / رواه البخاري Musa berkata kepada kita, Abu ‘Uwanah berkata kepada kami, abdul Malik berkata kepada kami dari Warrad sekretaris Mughirah, ia mengatakan: Mu’awiyah menulis kepada Mughirah: “Tulislah kepada saya apa yang pernah kau dengarkan dari Rasulullah s.a.w.. Lalu Mughirah menulis kepadanya: “sesungguhnya Nabiyullah dulu selalu mengucapkan di dubur setiap shalat [لا إله إلا الله وحدَهُ لاشريكَ له، له الملكُ وله الحمدُ وهو عَلَى كلِّ شيءٍ قدير. اللهمَّ لامانعَ لما أعطيتَ، ولامُعطيَ لما منعتَ، ولايَنفعَ ذا الجدِّ منكَ الجَدُّ ] (tiada yang berhak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Hanya milik-Nyalah segala kerajaan, dan hanya milik-Nyalah segala puji, dan Dia Maha Menguasai segala sesuatu. Ya Allah, tiada yang dapat menghalangi akan apa yang telah kau berikan, tiada yang dapat memberikan akan apa yang telah Engkau halangi, dan kebesaran seseorang tidak dapat menghalanginya dari siksa-Mu). Al-Mughirah juga menulis kepadanya: bahwa Rasulullah s.a.w. melarang banyak bicara tanpa fakta, banyak meminta, menyia-nyiakan harta, durhaka kepada kaum ibu, mengubur hidup-hidup anak perempuan dan bersikap serakah”. Penjelasan: Kata [ دبر ] dalam bahasa arab berarti bagian belakang sesuatu atau di belakang sesuatu itu. Duburnya shalat berarti di tahiyat akhir sebelum salam, atau saat setelah salam [selesai shalat]. Dalam hal ini, imam Ash-Shan’ani berpendapat bahwa yang dimaksud dubur di sini adalah setelah selesai shalat . Demikian juga Ibnu Hajar al-‘Asqallani meletakkan hadits ini di bulughul maramnya setelah hadits yang membicarakan lafadh salam. Ini satu tanda bahwa beliau lebih memahami kata dubur dalam hal ini adalah setelah selesai shalat. Dari redaksi hadits ke 2 ini, tampak oleh kita bahwa Rasulullah mengucapkan lafadh [لا إله إلا الله وحدَهُ لاشريكَ له، له الملكُ وله الحمدُ وهو عَلَى كلِّ شيءٍ قدير. اللهمَّ لامانعَ لما أعطيتَ، ولامُعطيَ لما منعتَ، ولايَنفعَ ذا الجدِّ منكَ الجَدُّ ] di belakang setiap shalat dengan jahar, sehingga dapat didengar oleh ma’mum yang ada dibelakangnya. Dalam riwayat Nasai ada redaksi sedikit berbeda, yaitu dengan tambahan [ يحيي ويميت ] sebelum [وهو عَلَى كلِّ شيءٍ قدير ]. Jadi lafadhnya : [لا إله إلا الله وحدَهُ لاشريكَ له، له الملكُ وله الحمدُ يحيي ويميت وهو عَلَى كلِّ شيءٍ قدير ].sedang dalam riwayat Ahmad dengan redaksi لا إله إلا الله وحدَهُ لاشريكَ له، له الملكُ وله الحمدُ يحيي ويميت( بيده الخير ) وهو عَلَى كلِّ شيءٍ قدير sepuluh kali setelah shalat subuh dan sepuluh kali setelah maghrib. Jika anda mengucapkan [لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ. لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّهِ. لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّهُ. وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ. لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ. وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ. لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ» ] maka tentu sangat baik, karena ini juga selalu dibiasakan Rasulullah s.a.w. setelah selesai shalat. Lafadh tersebut ada dalam shahih Muslim . ( بيده الخير ) artinya: ‘di tangan-Nyalah segala kebaikan’. [لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّهِ ] artinya: tiada daya untuk menyingkirkan maksiat dan tada kekuatan untuk beribadah, kecuali dengan pertolongan Allah. [وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ. لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ. وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ. لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ ] artinya: dan tiada yang kami sembah kecuali Dia saja. Milik-Nyalah segala keni’matan, anugrah, dan pujian baik. Tiada yang berhak disembah kecuali Allah, dengan penyembahan yang murni hanya karena-Nya dalam agama ini, meskipun orang-orang kafir tidak suka. Pelajaran yang dapat kita ambil dari penjelasan hadits ke 2: 1. bertanya belajar tentang sunnah kepada orang yang lebih mengetahui, kawan sebaya atau lebih muda, adalah tradisi keilmuwan bagi para pecinta sunnah Rasulullah s.a.w. 2. Rasulullah s.a.w. berdzikir setelah shalat dengan jahar sehingga terdengar oleh ma’mumnya dan mereka dapat mengetahui, mengamalkan dan mengajarkan apa yang mereka dengar dari beliau. 3. redaksi dzikir setelah shalat yang Rasulullah s.a.w. ucapkan dan ajarkan berbeda-beda. 4. membaca [لا إله إلا الله وحدَهُ لاشريكَ له، له الملكُ وله الحمدُ ( يحيي ويميت) (بيده الخير) وهو عَلَى كلِّ شيءٍ قدير ] sepuluh kali setelah subuh dan sepuluh kali setelah maghrib. الحديث الثالث (17715) ــ حدّثنا عبدالله حدَّثني أبي حدثنا يزيد بن عبدربه قال: حدثنا الوليد بن مسلم عن عبدالرحمن بن حسان الكناني أن مسلم بن الحارث التميمي حدَّثه عن أبيه قال: «قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا صليت الصبح فقل: قبل أن تُكلّم أحداً من الناس اللهم أجرني من النار سبع مرات فإنك إن مت من يومك ذلك كتب الله عزَّ وجلَّ لك جواراً من النار، وإذا صليت المغرب فقل قبل أن تُكلم أحداً من الناس: اللهم إني أسألك الجنة اللهم أجرني من النار سبع مرات فإنك إن مت من ليلتك تلك كتب الله عز وجل لك جواراً من النار / رواه أحمد وابن حبان والنسائي Abdullah berkata kepada kami: bapakku berkata kepadaku: Yazid bin Abdurabbih berkata kepada kami, ia berkata: al-Walid bin Muslim berkata kepad kami dari Abdurrahman bin Hassan al-Kinani bahwa Muslim bin al-Harits at-Tamimi berkata kepadanya dari ayahnya. Katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda kepada saya: jika kamu selesai shalat subuh, maka sebelum kamu berbicara dengan orang lain ucapkanlah: [اللهم أجرني من النار ] (ya Allah, jauhkanlah aku dari neraka) tujuh kali. Sesungguhnya andaikan kamu meninggal pada hari itu, maka Allah telah menentukan kamu dijauhkan dari neraka. Dan jika kamu selesai shalat maghrib, maka sebelum berkata kepada orang lain, ucapkanlah [اللهم إني أسألك الجنة اللهم أجرني من النار ] (ya Allah, sesungguhnya aku meminta surga kepada-Mu, ya Allah jauhkanlah aku dari api neraka). Sesungguhnya andaikan kamu meninggal pada malam itu, maka Allah telah menentukan kamu dijauhkan dari neraka. ( Pelajaran yang dapat diambil dari hadits ke 3: 1. Dianjurkan membaca [اللهم أجرني من النار ] (ya Allah, jauhkanlah aku dari neraka) tujuh kali setelah shalat shubuh. 2. juga dianjurkan membaca [اللهم إني أسألك الجنة اللهم أجرني من النار ] (ya Allah, sesungguhnya aku meminta surga kepada-Mu, ya Allah jauhkanlah aku dari api neraka). Setelah maghrib tujuh kali. الحديث الرابع 9832) ــ أخبرنا الحسين بن بشر بطرسوس ، كتبنا عنه (قال): حدثنا محمد بن (حمير ) قال: حدثنا محمد بن زياد ، عن أبي أمامة ، قال: قال رسول الله: من قرأ آية الكرسي في دبر كل صلاة مكتوبة، لم يمنعه من دخول الجنة إلا أن يموت / رواه النسائي Al-Husain bin Bisyr Buthrusus meberitakan kepada kita, kita menulis darinya. Ia berkata: Muhammad bin Himyar berkata kepada kita, ia berkata: Muhammad bin Ziyad berkata kepada kita, dari Abu Umamah, ia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “ barangsiapa membaca ayat kursi setiap setelah selesai shalat wajib, maka dia tidak terhalangi masuk surga sampai ia meninggal. Pelajaran yang dapat diambil: 1. Dianjurkan membaca ayat kursi setiap selesai shalat wajib 2. membaca ayat kursi setelah shalat wajib menjadi penyebab pelakunya masuk surga. الحديث الخامس (17087)ــ حدّثنا عبدالله حدَّثني أبي حدثنا أبو عبدالرحمن حدثنا سعيد ـ يعني ابن أبي أيوب ـ حدَّثني يزيد بن عبدالعزيز الرعيني و أبو مرحوم عن يزيد بن محمد القرشي عن علي بن رباح عن عقبة بن عامر أنه قال: «أمرني رسول الله صلى الله عليه وسلم أن أقرأ بالمعوّذات في دبر كل صلاة . Abdullah berbicara kepada kita: bapakku berkata kepadaku: Abu Abdurrahman berkata kepada kita: Sa’id [Ibnu Abi Ayyub] berkata kepada kita: Yazid bin Abdul ‘Aziz ar-Ru’aini dan Abu Marhum berkata kepadaku dari Yazid bin Muhammad al-Qurasyi dari Ali bin Rabah dari ‘Uqbah bin ‘Amir, bahwa ia berkata: “saya diperintah Rasulullah s.a.w. untuk membaca ‘al-Mu’awwidzat’ dibelakang setiap shalat”. Penjelasan: ‘Al-Mu’awwidzat ialah istilah untuk surah al-Ikhlash, al-Falaq dan an-Nas. Rasulullah s.a.w. memerintahkan kita untuk membaca 3 surah terakhir dalam al-Qur’an tersebut setelah selesai shalat. Tetapi perintah di sini tidak menunjukkan wajib, karena Rasulullah s.a.w. pernah tidak membaca 3 surah tersebut setelah shalat. Bahkan hadits Aisyah menyebutkan bahwa beliau sering setelah shalat hanya duduk sebentar sekira-kira mengucapkan [اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ. تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ] . الحديث السادس (1303) حدّثني عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ بَيَانٍ الْوَاسِطِيُّ . أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللّهِ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ الْمُذْحِجِيِّ قَالَ مُسْلِمٌ : أَبُو عُبَيْدٍ مَوْلَىٰ سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنْ رَسُولِ اللّهِ : «مَنْ سَبَّحَ اللّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثاً وَثَلاَثِينَ، وَحَمِدَ اللّهَ ثَلاَثاً وَثَلاَثِينَ، وَكَبَّرَ اللّهَ ثَلاَثاً وَثَلاَثِينَ، فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ. وَقَالَ، تَمَامَ الْمِائَةِ: لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ/ رواه مسلم . Abdul Hamid bin Bayan al-Wasithi berkata kepadaku: Khalid bin Abdullah memberitakan kepadaku dari Suhail dai Abu ‘Ubaid al-Mudzhiji: Muslim berkata: Abu ‘Ubaid sahaya Sulaiman bin Abdul Malik dari ‘Atha bin Yazid al-Laitsi dari Abu Hurairah dari Rasulullah s.a.w.:”Barang siapa betasbih dibelakang setiap shalat sebanyak tigapuluh tiga kali, memuji Allah (bertahmid) tigapuluh tiga kali, dan membesarkan Allah (bertakbir) tigapuluh tiga kali, maka itu jumlahnya sembilan puluh sembilan. Dan yang ke seratusnya ia mengucapkan [لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ], maka dosa-dosanya diampuni, meskipun seperti buih di lautan. Penjelasan: Lafadh membaca tasbih adalah (سبحان الله ), lafadh tahmid adalah (الحمد لله ) dan lafadh takbir adalah ( الله أكبر ). Masing-masing dibaca 33 kali setelah shalat, tanpa diselingi di antaranya dengan bacaan lain. Setelah itu baru keseratusnya membaca [لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ]. Tiga bacaan pertama tadi dalam beberapa riwayat boleh dibaca sepuluh kali sepuluh kali sebagaimana riwayat bukhari dan Ath-Thabari dengan sanadnya dari Abdullah bin ‘Amr, ia berkata: Rasulullah s.a.w. : «خَلَّتانِ لا يُحْصِيهُما رَجَلٌ مُسْلمٌ إلاَّ أدْخَلَتاهُ الجَنةَ، وهُمَا يَسِيرٌ، وَمَنْ يَعْمَلْ بِهما قَلِيلٌ، يُسَبِّحُ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلّ صَلاةٍ عَشْرا، ويَحْمَدُهُ عَشْرا، ويُكَبِّرُهُ عَشْرا …/ الحديث Dua hal yang pasti akan memasukkan seorang muslim ke dalam surga jika ia menghitung-hitungnya, keduanya sedikit dan mudah, tetapi yang mengamalkannya sedikit, yaitu ia bertasbih di belakang setiap shalat sepuluh kali, bertahmid sepuluh kali dan bertakbir sepuluh kali ... Dalam shahih Muslim ada diriwayatkan bahwa tasbih dan tahmid masing-masing dibaca tiga puluh tiga kali, sedang takbir empat puluh kali . Juga terdapat cara baca berbeda, yakni [اللّهُ أَكْبَرُ وَسُبْحَانَ اللّهِ وَالْحَمْدُ للّهِ.] sebanyak tiga puluh tiga kali . Dalam riwayat Ahmad bin Hanbal, redaksinya lebih panjang yaitu [الله أكبر، سبحان الله، والحمد لله، ولا إلۤه إلا الله وحده لا شريك له، ولا حول ولا قوة إلا بالله ] dan sebanyak seratus kali . Dalam riwayat yang lain, Imam Ahmad dengan sanadnya dari Zaid bin Tsabit, beliau mengatakan: “ kami diperintah bertasbih setiap selesai shalat tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali dan bertakbir tiga puluh tiga kali. Lalu ada seorang dari kaum Anshar bermimpi, dan dikatakan kepadanya: “kalian telah diperintah Rasulullah s.a.w. bertasbih di belakang setiap shalat begini dan begitu?” Lalu sorang Anshar menjawab: ‘ya”. Lalu orang tadi mengatakan: “jadikanlah bilangannya dua puluh lima kali duapuluh lima kali dan masukkanlah di dalamnya tahlil [dua puluh lima kali juga, sehingga bilangannya seratus, pent]. Ketika telah pagi, seorang Anshar tadi mendatangi Rasulullah s.a.w. dan menceriterakan mimpinya itu. Lalu Raulullah s.a.w. bersabda: “lakukalah ”. Adapun bagaimana menghitungnya, maka hadits-hadits tersebut di atas menyebutkan: [قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو: وَرَأْيْتُ رَسُولَ اللَّهِ،، يَعْقِدُهُنَّ بِيَدِهِ ], (Abdullah bin ‘Amr mengatakan: “saya melihat Rasulullah s.a.w. menghitungnya dengan tangannya). Pelajaran yang dapat diambil dari hadits ke 5: 1. sunnah setelah shalat membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 33 kali ditutup dengan لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ dengan demikian jumlahnya seratus. 2. boleh juga shalat membaca tasbih 25 kali, tahmid 25 kali dan takbir 25 dan tahlil (لا إله إلا الله ) 25 kali, sehingga jumlahnya 100 kali. 3. atau membaca [اللّهُ أَكْبَرُ وَسُبْحَانَ اللّهِ وَالْحَمْدُ لِلّهِ ] sebanyak 33 kali 4. atau الله أكبر، سبحان الله، والحمد لله، ولا إلۤه إلا الله وحده لا شريك له، ولا حول ولا قوة إلا بالله ] seratus kali. 5. sunnah cara menghitungnya dengan jari tangan الحديث السابع (20022) ــ حدّثنا عبد الله حدَّثني أبي حدثنا وكيع حدثنا عثمان الشحام حدثنا مسلم بن بي بكرة عن أبيه أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقول في دبر كل صلاة، اللهم إني أعوذ بك من الكفر، والفقر، وعذاب القبر/ رواه أحمد . Abdullah berkata kepada kami: Ayahku berkata kepadaku: Waki’ berkata kepada kami: Utsman bin Syahham berkata kepada kami: Muslim bin Abi Bakrah berkata kepada kami dari ayahnya bahwa Nabi Muhammad s.a.w. dulu selalu membaca di belakang setiap shalat : [اللهم إني أعوذ بك من الكفر، والفقر، وعذاب القبر ] (ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran, kefakiran dan siksa kubur) (HR. Ahmad). Penjelasan: Hadits-hadits tentang do’a di ‘dubur’ setiap shalat, banyak ulama berbeda pendapat tentang makna ‘dubur’ itu. Kebanyakan ulama ahli hadits memandang itu dibaca dibagian akhir shalat, yakni di tahiyyat akhir sebelum salam. Ulama ahli fiqh melihatnya itu dibaca setelah salam. Penulis berpendapat, bahwa do’a itu boleh dibaca kapan saja, di akhir shalat boleh, karena Rasulullah s.a.w. pernah memerintahkan kita untuk memilih do’a yang paling kita sukai sebelum kita salam . Dan berdo’a setelah shalat juga boleh, karena memang kata ‘dubur’ bisa berarti di belakang. Jadi dubur ash-shalat artinya setelah shalat atau di belakang shalat. Dan tidak pernah ada batasan kapan do’a itu dilarang, kecuali jika do’anya untuk kejahatan atau di tempat yang kotor, seperti di WC, misalnya. Beberapa do’a Rasulullah s.a.w. yang beliau baca di belakang setiap shalat (di tahiyyat akhir atau setelah selesai shalat) adalah sebagai berikut: اللهمّ أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك Ya Allah bantulah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah yang baik kepada-Mu . اللهم إني أعوذ بك من الكفر، والفقر، وعذاب القبر Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran, kefakiran dan siksa kubur . اللهم إني أعوذ بك من عذاب القبر ، اللهم إني أعوذ بك من عذاب النار ، اللهم إني أعوذ بك من الفتن ما ظهر منها وما بطن ، اللهم إني أعوذ بك من فتنة الأعور الكذاب Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka, ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari segala fitnah (cobaan) baik yang tampak maupun yang tersembunyi, ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari fitnah (Dajjal) yang buta sebelah matanya (a’war) dan pendusta . اللهم ربَّ جبريل، وربَّ ميكائيل، وإسرافيل، أعذني من (حرّ) النار، وعذاب القبر Ya Allah, Rabb Jibrail, Rabb Mikail dan Israfil, lindungilah aku dari panasnya neraka dan siksa kubur . «اللهم أصلح لي ديني الذي جعلته لي عصمة، وأصلح لي دنياي الذي جعلت فيها معاشي، اللهم إني أعوذ برضاك من سخطك، وأعوذ ثم ذكر كلمة معناها بعفوك من نقمتك، وأعوذ بك منك لا مانع لما أعطيت، ولا معطي لما منعت، ولا ينفع ذا الجد منك الجد . Ya allah perbaikilah agama saya yang telah kau jadikan sebagai penjaga saya. Perbaikilah duniaku yang telah Kau jadikan sebagai penghidupanku. Ya Allah aku berlidung dengan keridlaan-Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan maaf-Mu dari dendam-Mu, aku berlindung kepada-Mu dari-Mu. Tiada yang dapat memberi akan apa yang telah kau halangi, dan tiada yang dapat menghalangi akan apa yang telah kau beri dan kebesaran seseorang tidak dapat memberikan manfaat sedikit pun untuk menghindar dari siksa-Mu . «اللهمّ إني أعوذ بك من البخل وأعوذ بك من الجبن وأعوذ بك أن أردّ إلى أرذل العمر، وأعوذ بك من فتنة الدنيا، وأعوذ بك من عذاب القبر Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari sifat bakhil, aku berlindung kepada-Mu dari sifat tolol, aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikannya saya pada ‘umur yang paling lemah, aku berlindung kepada-Mu dari ujian dunia, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur . Pelajaran yang dapat diambil dari penjelasan hadits ke 7: 1. do’a setelah shalat disyari’atkan 2. redaksi do’anya bermacam-macam. Kita boleh memilih salah satunya atau semuanya atau berganti-ganti, bahkan kita boleh berdo’a sekehendak kita untuk kebaikan kita dunia dan akhirat. 3. apa yang diminta Nabi Muhammad kepada Allah semuanya baik dan menjadi pelajaran bagi kita, dan apa yang beliau mintakan kepada Allah agar dilindungi dari keburukan itu, maka disamping sunnah kita mengikuti do’a beliau, tapi juga sebagai pelajaran bahwa keburukan tersebut seyogyanya jangan ada pada diri seorang muslim dan oleh karenanya mohonlah perlindungan kepada Allah. Kesimpulan: Jika kita gabungkan, maka dzikir-dzikir dan do’a setelah shalat tersbut salah satunya seperti berikut : أَسْتَغْفِرُ اللهَ 3 مرات اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ (يُحْيِي وَيُمِيْتُ) (بِيَدِهِ الْخَيْرُ) وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ( 10 مرات بعد صلاة الصبح وبعد صلاة المغرب و هي مرة أو 3 مرات فى غيرهما) ، اللّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ» اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنَ النَّارِ ( 7 مرات بعد الصبح والمغرب) آيَةُ الْكُرْسِي قًلْ هُوَ اللهُ |
Daftar Isi :
Minggu, 15 Mei 2011
DZIKIR SETELAH SHALAT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar